Pesawat tempur merupakan salah satu alat pertahanan yang vital bagi TNI AU. Dikenal dengan kecepatan dan ketangguhannya, pesawat tempur mampu melindungi wilayah udara Indonesia dari ancaman musuh. Pada suatu latihan terbaru, pesawat tempur TNI AU terbang pada ketinggian rendah, yaitu 100 meter di atas permukaan laut.
Terbang pada ketinggian rendah merupakan strategi yang sering digunakan oleh pesawat tempur dalam beberapa kasus. Salah satunya adalah untuk mengelabui radar musuh, karena pesawat yang terbang rendah sulit terdeteksi oleh radar. Selain itu, pesawat tempur juga dapat memanfaatkan permukaan laut atau daratan tinggi sebagai perlindungan dari serangan musuh.
Namun, terbang pada ketinggian rendah juga memiliki risiko yang tinggi. Pesawat tempur harus memperhatikan dengan seksama faktor cuaca, termasuk angin kencang dan kemungkinan terjadi badai petir. Selain itu, pesawat juga harus menghindari rintangan seperti gedung-gedung atau pohon yang dapat menghambat pergerakan pesawat.
Latihan terbang pada ketinggian rendah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pilot dan menguji keandalan pesawat tempur tersebut. Selain itu, latihan ini juga merupakan bagian dari upaya TNI AU untuk memperkuat dan meningkatkan pertahanan udara nasional. Diharapkan, dengan rutin melakukan latihan semacam ini, TNI AU dapat tetap siap menghadapi berbagai tantangan dan ancaman di masa depan.
Dengan terbang pada ketinggian rendah, pesawat tempur TNI AU dapat melatih pilotnya untuk beroperasi dalam kondisi yang penuh tekanan dan risiko. Selain itu, latihan ini juga dapat meningkatkan koordinasi antara pilot dan ground control, sehingga taktik dan strategi pertahanan dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya latihan ini, diharapkan TNI AU dapat terus menjaga kesiapsiagaan dan profesionalisme para pilotnya serta memastikan operasional pesawat tempur berjalan dengan lancar.